Hari Wesak adalah perayaan penting dalam agama Buddha yang memperingati tiga peristiwa besar dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yang kemudiannya menjadi Buddha.
Asal usul Hari Wesak berkait rapat dengan kehidupan dan ajaran Buddha.
Kelahiran Siddhartha Gautama: Hari Wesak bermula dengan perayaan kelahiran Siddhartha Gautama, yang kemudian menjadi Buddha
Menurut tradisi, Siddhartha dilahirkan pada bulan purnama penuh di bulan Vesak (biasanya bulan Mei dalam kalendar Gregorian).
Dia dilahirkan di Lumbini, Nepal, pada abad ke-6 SM.
Penemuan Jalan Kebenaran: Peristiwa kedua yang dirayakan dalam Hari Wesak adalah penemuan jalan kebenaran atau pencerahan oleh Siddhartha Gautama.
Setelah meninggalkan kehidupan istana dan menjalani pencarian spiritual, Siddhartha mencapai pencerahan di bawah pokok Bodhi di Bodh Gaya, India, pada usia 35 tahun.
Dia mendapat pemahaman yang dalam tentang penyebab penderitaan manusia dan jalan menuju pembebasan daripada siklus kelahiran dan kematian.
Meninggal Siddhartha Gautama: Perayaan ketiga dalam Hari Wesak adalah kematian Siddhartha Gautama, yang juga disebut sebagai Parinirvana.
Setelah mengajar dan membimbing pengikutnya selama beberapa dekade, Siddhartha meninggal dunia pada usia 80 tahun di Kushinagar, India. Pada saat kematiannya, dia mencapai pembebasan penuh daripada siklus samsara.
Perayaan Hari Wesak memberikan kesempatan kepada umat Buddha untuk merenungkan ajaran-ajaran Buddha,
melakukan perbuatan kebajikan, dan memperdalam pemahaman mereka tentang Jalan Tengah atau ajaran Buddha yang diterima Siddhartha Gautama semasa pencerahannya.
Selain itu, Hari Wesak juga merupakan masa untuk bermeditasi, melakukan perayaan keagamaan, dan memberi sumbangan kepada mereka yang memerlukan.
BACA: ‘Speed dating? Ibarat kumbang hisap madu’- Ini penjelasan mufti tentang hukum ‘speed dating’